Kiat Ampuh Bisnis Rumahan, Bagi Suami-Istri

Kiat Ampuh Bisnis Rumahan, Bagi Suami-Istri
Bisnis rumahan dimana pasangan suami istri menjadi pelakonnya memiliki suatu tantangan tersendiri. Diperlukan banyak kesabaran, pengertian dan kerjasama yang baik dari kedua belah pihak, karena hal ini tidak hanya mempengaruhi kondisi bisnis, tapi juga mempengaruhi psikologi anggota rumah itu sendiri. Jangan sampai hubungan suami-istri kandas gara-gara masalah bisnis rumahan. Kalo bisa gan, Bisnis sukses, rumah tangga pun sukses.

Jika kondisinya suami-istri masih belum punya momongan atau anak mungkin terasa lebih mudah dibandingkan dengan kondisi suami-istri sudah punya beberapa momongan. Karena jika belum punya momongan beban keluarga, terutama istri belum begitu banyak sehingga masih bisa fokus pada bisnis yang dijalaninya. Atau kalo anak-anak dah besar beban mungkin terasa lebih ringan dibanding jika anak-anak masih kecil. Karena jika anak dah besar beberapa pekerjaan ringan dapat kita delegasikan pada anak, itung-itung sekaligus melatih tanggung jawab anak. Seperti sepenggal cerita berikut, yang mengilustrasikan kesibukan rumah tangga


Seoarang suami  merasa gerah. Sejak beberapa buah hati mereka lahir, ia merasa istrinya terlalu sibuk mengurus anak-anak, dan kurang memerhatikan dirinya. Sementara sang istri tidak menyadari apa yang dirasakan suaminya. Ia pun heran, mengapa suaminya kini jadi terkesan dingin dan kurang bergairah.

Seorang wanita yang sudah menikah dan punya anak, maka statusnya pun menjadi istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya. Selain mengurus anak, ia pun harus tetap memperhatikan, mengurus dan meladeni segala kebutuhan sang suami. Wanita yang baik akan selalu berusaha menyeimbangkan perhatiannya terhadap seluruh anggota keluarga.

Yang jadi masalah, seringkali kesibukan mengurus anak-anak atau rumah tangga, sangat menyita banyak waktu. Terutama saat anak-anak masih kecil dan tidak memiliki pembantu rumah tangga. Tanpa disadari, terkadang ada beberapa hal yang tampaknya sepele padahal penting, jadi terabaikan. Misalnya ketika mendengar si kecil menangis, istri pun sibuk mengurus si kecil yang ternyata BAB, sehingga tidak jadi membuatkan kopi panas untuk suami, serta menyeterika pakaian kerja suami.

Jika kondisinya seperti itu, memang sangat dituntut pengertian sang suami. Suami yang baik tentu mau turun tangan untuk membantu istri, meskipun sekadar menyiapkan kopi sendiri tentu hal ini akan sangat membantu pekerjaan istri.

Tugas dan tanggung jawab masing-masing suami-istri harus kita bicarakan secara jelas dengan pasangan kita. Tentunya secara umum pembagian tugas dan tanggung jawab dalam pengurusan bisnis porsi yang lebih besar adalah milik suami, karena suamilah yang bertanggung jawab dalam menafkahi keluarga dan sang istri sifatnya hanya membantu kerja suami. Sedangkan tugas dan tanggung jawab dalam mengurusi rumah tangga porsi yang lebih besar adalah milik istri.

Agar bisa menjalani hal tersebut secara seimbang, ada beberapa tips manajemen waktu untuk sang istri:

1. Memiliki perencanaan waktu rutin.

Ini membuat hidup kita lebih teratur. Susunlah agenda harian, pekanan, bulanan, dan seterusnya. Juga target yang ingin dicapai. Hal ini juga sangat membantu mengingatkan tugas-tugas yang harus dikerjakan bersama deadline-nya. Bahkan dalam pekerjaan rumah tangga hal ini sangat bermanfaat. Para ibu bisa menuliskan daftar pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan serta deadline-nya kemudian menempelkannya di tempat yang terlihat, misalnya kapan harus mencuci piring, berbelanja, menyuapi si kecil, mengajak anak-anak berjalan-jalan, mengajarkan Al Quran pada anak, dan lain-lain. Percayalah, anak-anak pun lebih menyukai keteraturan dan rutinitas dalam kegiatan mereka.

2. Memiliki prioritas dalam beraktivitas.

Salah satu hal yang membantu dalam penentuan prioritas adalah `status hukum` aktivitas tersebut. Status hukum di sini maksudnya wajib, sunah, mubah, dan seterusnya. Yang wajib tentu saja harus diprioritaskan. Misalnya kita harus berusaha menyediakan waktu untuk bisa shalat tepat waktu di tengah-tengah kesibukan kita.

Jika pembagian tugas dan tanggung jawab, suami memiliki porsi lebih dalam bisnis, dan istri punya porsi lebih dalam rumah tangga. Sebagai istri harusnya lebih memproritaskan pekerjaannya dalam mengurus rumah tangga.

3. Memiliki kebiasaan baik

Hal lain yang harus diperhatikan, Tidak menunda pekerjaan. Islam mengajarkan kepada kita bersungguh sungguh dalam suatu pekerjaan, kemudian segera beralih kepada pekerjaan yang lain bila pekerjaan yang pertama selesai. “Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” (al-Insyirah: 7). Dengan demikian kita Tidak menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting , artinya tidak lalai terhadap waktu.

Dan berikut adalah beberapa kiat ampuh kerjasama untuk pasangan suami istri yang sedang mengembangkan bisnis rumahan:

1. Perlakukan segala gangguan secara sama

Jika pasangan anda ingin pergi berlibur di saat-saat sibuk, maka cobalah untuk berpikir lagi. Bisnis rumahan juga memerlukan keseriusan yang sungguh-sungguh jika ingin sukses. Tapi anda tidak boleh longgar terhadap peraturan ini, jika ini keinginan anda. Jika anda menolak ajakan liburan oleh anak anda, maka anda pun harus menerapkan peraturan ini kepada diri anda. Jangan sampai salah satu belah pihak merasa tercurangi karena peraturan yang tidak ditetapkan secara konsisten.

2. Hilangkan ego anda

Untuk pekerjaan apapun, anda perlu sedikit mengurangi rasa egois anda. Jika anda ingin sukses, maka anda harus berani menerima kritik dan saran dari pasangan anda. Sama seperti jika anda mendapatkan penilaian dari rekan kerja dan bos anda di kantor. Jika anda merasa gengsi menerima nasehat dari istri atau suami anda, maka sama saja anda memberikan hambatan kepada kesuksesan anda sendiri. Karena salah satu kunci kesuksesan adalah ma uterus memperbaiki diri.  Terimalah kenyataan jika pasangan anda lebih memiliki talenta dari pada anda. Berikanlah pujian dan motivasi kepada masing-masing pasangan anda.

3. Definisikan tugas masing-masing

Pembagian tugas yang baik antara pasangan bisa meningkatkan efisiensi dan produktifitas bisnis anda. Sebagai contoh, bagilah tugas siapa yang memegang bagian keuangan, siapa yang memantau produksi atau siapa yang berhadapan dengan pelanggan. Dengan deskripsi kerja yang jelas konflikpun bisa dikurangi.

4. Bagi dan ciptakan solusi dalam masalah

Jika terdapat masalah, maka pecahlah masalah ini menjadi bagian-bagian kecil, kemudian bagilah tugas siapa yang akan memecahkan masalah tersebut sesuai dengan keahlian masing-masing. Tapi perlu di tekankan bahwa anda harus mempercai pasangan anda dalam memecahkan masalah ini. Karena kurangnya rasa kepercayaan akan menimbulkan konflik internal yang akan mempengaruhi ketenangan keluarga.

5. Pisahkan meja kerja

Karena masing-masing memiliki tugas yang berbeda, maka meja kerja pun sebisa mungkin dipisah, sehingga pekerjaan yang satu tidak bercampur dengan yang lain. Pengorganisasian data dan dokumen yang tidak rapi baik di rumah maupun dikantor akan menyebabkan kekacauan.

6. Disiplin

Walaupun anda bekerja di rumah, anda harus tetap disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas anda seperti layaknya di kantor. Bukan berarti karena anda dirumah, maka anda bisa seenaknya bersantai. Anda bisa berbisnis tapi bersantai, tapi apakah hasilnya akan maksimal? Anda sendiri yang bisa menjawab.

7. Saling menghargai         

Jika pasangan anda mencapai suatu prestasi yang bagus, jangan segan untuk memberikan pujian. Pujian sangat penting untuk meningkatkan semangat kerja baik terhadap karyawan maupun dalam hubungan keluarga. Skali-skali berikanlah hadiah kepada pasangan anda, atas berhasilnya suatu pekerjaan yang ia lakukan.

8. Membagi tugas rumahan
Jika pasangan anda memiliki tugas rumahan seperti menjaga anak dan membersihkan rumah, maka berusahalah untuk mengurangi beban kerja bisnis pasangan anda. Intinya adalah adanya pengertian untuk saling membantu satu sama lain. Jangan sampai pasangan merasa diperbudak dengan pekerjaan bisnis dan pekerjaan rumah yang saling memanggil.

Membuat bisnis rumahan dengan pasangan memang sangatlah tidak mudah. Beberapa pengusaha yang sukses pun ada yang berpendapat bahwa jika ingin sukses maka jangan jadikan keluarga sebagai rekan bisnis, karena jika bisnis tersebut gagal, maka akan mempengaruhi hubungan keluarga. Tapi disisi lain, banyak juga para pembisnis besar yang bahan bakar terbesarnya adalah dukungan keluarga. Hal ini menunjukkan tidak ada salahnya menjadikan pasangan sebagai rekan kerja dalam usaha anda.

Sekian posting ane, hasil olah TKP dari pengusahamuslim.com dan majalahsakinah.com. Ane harap bisa memberikan manfaat bagi agan n sista.

Artikel terkait : bisnis , entrepreneur , manajemen , tips dan trik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar